
Kayu Manis Bukan Sekedar Rempah
Kayu manis adalah salah satu rempah yang telah lama dikenal dan digunakan di berbagai belahan dunia. Aroma khas serta cita rasanya yang manis dan sedikit pedas menjadikannya bahan penting dalam berbagai hidangan, mulai dari makanan tradisional hingga olahan modern seperti kue, minuman, dan saus. Namun, lebih dari sekadar penyedap rasa, kayu manis memiliki manfaat luar biasa di bidang kesehatan dan pengobatan. Tidak heran jika sejak zaman dahulu, tanaman ini telah digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai penyakit.
Secara turun-temurun, kayu manis telah dimanfaatkan sebagai obat alami untuk meredakan sariawan, batuk, sesak napas, serta gangguan pada sistem pencernaan seperti masalah lambung. Berbagai penelitian modern pun semakin memperkuat fakta bahwa kayu manis mengandung senyawa bioaktif yang m emberikan dampak positif bagi kesehatan manusia.
Senyawa-senyawa ini berperan dalam melindungi tubuh dari berbagai penyakit dan membantu menjaga keseimbangan fungsi organ-organ vital. Beberapa senyawa bioaktif utama yang terdapat dalam kayu manis di antaranya adalah minyak atsiri, asam sinamat, sinamaldehida, dan kalsium oksalat. Minyak atsiri berperan penting dalam memberikan aroma khas pada kayu manis sekaligus memiliki sifat antibakteri dan antiinflamasi. Sementara itu, asam sinamat dan sinamaldehida dikenal sebagai senyawa yang bersifat antioksidan dan mampu melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Tak hanya itu, kayu manis juga mengandung tanin, flavonoid, triterpenoid, dan saponin yang bermanfaat bagi tubuh.
Kombinasi senyawa ini menjadikan kayu manis sebagai tanaman dengan banyak manfaat kesehatan, seperti mencegah penggumpalan sel darah merah, menurunkan kadar kolesterol, serta membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah. Salah satu manfaat yang paling menarik dari kayu manis adalah potensinya sebagai pencegah kanker. Senyawa antioksidan dalam kayu manis diyakini mampu melawan pertumbuhan sel kanker serta menjadi alternatif alami pengganti antioksidan sintetis.
Dari segi keanekaragaman hayati, kayu manis merupakan tanaman yang memiliki banyak variasi. Hingga saat ini, telah ditemukan sekitar 54 jenis kayu manis di dunia, dan 12 di antaranya dapat ditemukan di Indonesia. Salah satu jenis yang paling banyak dibudidayakan adalah Cinnamomum burmannii, yang juga menjadi koleksi di Instalasi Pengujian dan Penerapan Standar Instrumen Pertanian (IP2SIP) Laing Solok yang berada di bawah BPSI TROA. Selain itu terdapat juga koleksi spesies tanaman kayu manis lainnya seperti Cinnamomum Zeylanicum dan Cinnamomum cassia.
Kementerian Pertanian sebelumnya juga telah melepas tiga varietas unggul kayu manis pada tahun 2020, yaitu Zeyna Agribun 01 dan 02 yang merupakan spesies Kayumanis Ceylon (Cinnamomum zeylanicum), dimana Zeyna Agribun 01 cocok untuk diambil kulit batangnya sementara Zeyna Agribun 02 cocok diambil daunnya sebagai sumber bahan baku minyak atsiri. Selain itu telah juga dilepas varietas Koerintji yang termasuk dalam spesies Cinnamomum burmannii dengan karakteristik mutu yang diminati oleh negara- negara pengimpor kayumanis. Seluruh varietas unggul yang dikembangkan oleh Kementan tersebut bertujuan meningkatkan produktivitas dan kualitas kayu manis yang dibudidayakan di Indonesia.
Bagi yang ingin mengetahui lebih dalam tentang tanaman kayu manis, manfaatnya, serta teknik budidayanya, IP2SIP Laing Solok menjadi tempat yang tepat untuk belajar secara langsung. Informasi yang akurat berbasis penelitian sebelumnya, akan membantu Masyarakat dalam memahami lebih jauh bagaimana kayu manis bisa menjadi bagian dari gaya hidup sehat sekaligus peluang usaha yang menjanjikan. Kayu manis bukan sekadar rempah, tetapi juga aset berharga dalam dunia kesehatan hingga perekonomian.